Minggu, 19 Februari 2012

Pertempuran Partai dalam "media"


Akhir-akhir ini, masyarakat Indonesia kembali digemparkan oleh berbagai berita pada media baik cetak maupun elektronik yang memuat tentang kasus 'korupsi'. Kali ini, kasus tersebut menyeret sejumlah politisi muda di salah satu partai yang getol menghapus 'korupsi'. Jika kita feedback, mungkin masih tersimpan dalam memory kita sebagai rakyat Indonesia ketika partai tersebut dengan lantang meneriakkan yel-yel tolak korupsi di berbagai iklan televisi sehingga dengan label tersebut menjadikan partai tersebut sebagai pemenang pemilu. Bahkan yang lebih menggelikan, aktor-aktor yang tampil dalam iklan tersebut yang saat ini sering disebut-sebut namanya. Rakyat semakin bingung dengan prilaku "para pejabat", entah siapa lagi yang harus dipercaya dalam negeri ini. karena telah mencederai kepercayaan yang rakyat berikan.

Mungkin benar, ketika di asumsikan bahwa negara kita di rebut dengan sebuah kompromi sehingga dalam perkembangannya setiap orang yang menjadi 'pejabat' pasti melakukan kompromistis yang disebut 'korupsi.
Namun dibalik semua itu, terdapat keanehan baru bagi kita semua. Karena media yang konsen menyoroti 'kebobrokan' wisma atlit yang dibangun di Sumatera Selatan adalah TV One dan Metro TV.

Pemilik kedua media tersebut merupakan petinggi Partai yang ada di Indonesia. Sehingga asumsinya ada relevansi dengan perang tidak sehat yang di lakukan oleh partai untuk mengambil hati rakyat Indonesia.

Hal ini, dilakukan agar rakyat Indonesia 'membenci' partai yang sedang bermasalah menerima partai yang sudah ada sejak masa orde baru. Belum lagi kemunculan Partai baru yang ditopang penuh oleh Metro TV, sehingga terkesan konsen untuk mendekonstruksi citra yang dibangun oleh partai pemenang Pemilu kemarin.

Semoga saja, rakyat Indonesia memahami dan belajar dari pengalaman hidup masing-masing karena belum ada partai yang benar-benar serius terhadap penanganan kondisi masyarakat Indonesia.


beberapa bahwa negara kita hanyalah sebuah